Pengembangan Kapasitas Diri Ustadz-ustadzah melalui PM dan KBC
PONDOK YTP - MTs dan MA Yayasan
Taman Pengetahuan (YTP) mengadakan Workshop Pembelajaran Mendalam (PM) dan
Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Gedung KH. Salim Akhyar Pondok Pesantren Ar-Roudlotul Ilmiyah Kertosono Nganjuk (25/10/2025). Kegiatan ini menghadirkan dua
fasilitator, Ibu Aniqoh Haytami, M.Pd.I. dan Indiyanti, S.Si., M.Pd.
KBC merupakan jalan baru pendidikan Islam di Indonesia dalam rangka
menyiapkan Generasi Emas 2045. KBC menebarkan cinta kepada Allah dan Nabi
Muhammad, cinta diri sendiri dan sesama, cinta ilmu pengetahuan, cinta
lingkungan serta cinta bangsa dan negeri. “Menjadi ustadz-ustadzah tidak sekadar
menyampaikan ilmu, melainkan mengajarkan nilai sekaligus keteladanan”, demikian
Aniqoh Haytami mengakhiri sesi KBC.
Sejak pukul 06.45, Ustadz-ustazah
dengan laptop masing-masing telah berada di ruang Workshop. Pembukaan kegiatan ini dilakukan tepat pukul 07.00. Dalam sesi KBC, Aniqoh Haytami, mengawali dengan penegasan pola
pikir bertumbuh dalam setiap diri ustadz-ustadzah MTs dan MA YTP Kertosono. “Pola pikir
bertumbuh (growth mindset) merupakan pondasi dasar bagi setiap manusia,
termasuk ustadz-ustadzah, agar melahirkan tindakan dan karakter baik. Tanpa
pola pikir bertumbuh, kurikulum maupun pendekatan apapun akan mengalami
kebuntuan”, ujar beliau.
Sementara itu, dalam sesi PM, Indiyanti mengingatkan ulang tagline
PM yang bertujuan pendidikan bermutu. Seperti Aniqoh Haytami, Indiyanti
mengingatkan urgensi pola berpikir bertumbuh, dengan mengutip statemen
Mendikdasmen, Prof Mu’ti, “Kalau orang berpikir growth mindset maka dia
yakin masalah yang hanya sedikit itu jalan keluarnya banyak. Karena itu jangan
menyerah, jangan putus asa. Yakinlah ada jalan keluarnya”.
PM didesain dalam rangka transformasi pendidikan dari capaian nilai akademik menuju pengalaman belajar. Selama ini, pendidikan fokus dalam tahap nilai akademik. Namun di sisi lain, pendidikan mengabaikan pembelajaran. Akibatnya guru dan murid memandang tidak penting proses pendidikan, yaitu memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.
Problem yang kompleks tersebut harus diatasi agar pendidikan holistik terwujudkan. PM ditawarkan sebagai sebuah pendekatan. Karena itu, prinsip PM didasarkan atas pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). PM lebih menekankan proses pembelajaran. “Bila proses berjalan dengan bagus maka outcome pendidikan akan bagus pula”, terang Indiyanti, pengawas Madrasah yang pernah menjadi guru di Al-Falah Surabaya.
Sesi terakhir workshop diisi dengan praktik pembuatan modul pembelajaran. Workshop selesai pukul 13.00.
PM didesain dalam rangka transformasi pendidikan dari capaian nilai akademik menuju pengalaman belajar. Selama ini, pendidikan fokus dalam tahap nilai akademik. Namun di sisi lain, pendidikan mengabaikan pembelajaran. Akibatnya guru dan murid memandang tidak penting proses pendidikan, yaitu memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.
Problem yang kompleks tersebut harus diatasi agar pendidikan holistik terwujudkan. PM ditawarkan sebagai sebuah pendekatan. Karena itu, prinsip PM didasarkan atas pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). PM lebih menekankan proses pembelajaran. “Bila proses berjalan dengan bagus maka outcome pendidikan akan bagus pula”, terang Indiyanti, pengawas Madrasah yang pernah menjadi guru di Al-Falah Surabaya.
Sesi terakhir workshop diisi dengan praktik pembuatan modul pembelajaran. Workshop selesai pukul 13.00.


