K.H. Ali Mansyur Kastam: Santri itu Nikmat Sekaligus Amanah

PONDOK YTP - Seperti tahun-tahun sebelumnya, pembinaan awal tahun ajaran 2025/2026 diselenggarakan dalam rangka koordinasi dan penyegaran. Dalam taushiyahnya, pengasuh Pondok Pesantren Ar-Roudlotul Ilmiyah Kertosono Nganjuk menyatakan bahwa santri adalah nikmat sekaligus amanah. Sebagai nikmat, kehadiran Santri harus disyukuri. Berapa pun jumlahnya. Sebagai amanah, santri harus dijaga dan dididik dengan penuh tanggung jawab. Syukur dan tanggung jawab merupakan pilar utama dalam menjalankan pendidikan di Pesantren.

Santriwan
Dengan merujuk perintah Allah kepada keluarga Nabi Daud, "Beramallah wahai keluarga Dawud sebagai bentuk syukur", K.H. Ali Mansyur menandaskan bentuk syukur bukan hanya dengan lisan, tapi juga dengan amal paripurna, cerdas, ikhlas, dan tuntas. Inilah yang disebut dengan amal mutqin, sebuah perbuatan yang ditunaikan dengan kesungguhan dan ketelitian.

Dalam sebuah hadits dijelaskan, Allah mencintai orang yang beramal mutqin. Orang yang dicintai Allah tentu saja akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang besar. Salah satu di antaranya adalah Allah memudahkan dan mengabulkan segala harapan yang dipanjatkan orang yang dicintai-Nya. 

Namun, untuk mencapai amal mutqin dibutuhkan satu hal yang sangat penting, yakni kesabaran. Dunia pendidikan adalah dunia yang sibuk dan penuh tantangan. Para ustaz dituntut mengelola berbagai hal secara bersamaan: urusan keluarga, kebutuhan ekonomi, persiapan materi pembelajaran, hingga profesionalisme dan interaksi sosial. Mereka harus mampu berhadapan dengan atasan, berkolaborasi dengan sesama guru, serta membimbing dan mendidik para Santri dengan hati dan keteladanan.

Santriwati
Dalam kondisi demikian, sabar bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Sabar adalah kekuatan sejati. Sebaliknya, ketidaksabaran bisa menjadi bumerang yang menyulitkan diri sendiri. Tidak sedikit kasus guru yang diviralkan atau bahkan dituntut oleh pihak luar karena bentuk hukuman yang dianggap berlebihan. Padahal mungkin guru tersebut hanya sedang lelah dan hilang kesabaran.

Karena itu, pengasuh mengajak para Ustadz untuk menanam kesadaran dalam hati bahwa sabar adalah sifat kekasih Allah. Sabar bukan hanya kemampuan menahan marah, tetapi juga seni menjaga hati dan akhlak dalam menghadapi ujian. Dengan sabar, insya Allah segala tantangan bisa dijalani dengan lebih ringan, dan setiap amal pendidikan yang dilakukan bernilai ibadah.