Awal Ramadhan 1445 H/2024 M yang Berbeda
Data Hisab dan Tiga Pertanyaan

Dengan
data seperti itu, muncul beberapa pertanyaan. Apakah hilal bisa dirukyat?; Mungkinkah
terjadi perbedaan penetapan awal Bulan Ramadhan 1445 H/2024 M di Indonesia?; Bagaimana
beberapa negera di belahan dunia memulai awal Bulan Ramadhan 1445 H/2024 M?
Jawaban
Berdasarkan
ilmu hisab, hilal dengan ketinggian (irtifa’) satu derajat terpantau di
wilayah Indonesia bagian barat. Tapi
karena ketinggian yang sangat rendah, hilal mustahil bisa dirukyat, baik dengan
cara manual atau menggunakan alat seperti teropong. Di wilyah Indonesia bagian
timur, ketinggian hilal kurang dari derajat. Bahkan, di wilayah Indonesia
bagian timur, khususnya daerah Papua dan Maluku Utara, hilal belum masuk garis
batas tanggal hijriyyah nol derajat. Di dua daerah tersebut saat matahari
tenggelam, hilal masih di bawah ufuq. Dengan demikian, dapat dipastikan hilal
tidak dapat dirukyat di seluruh wilayah di Indonesia.
Sekalipun
ada tim rukyat terdaftar maupun tidak terdaftar yang melaporkan dapat merukyat
hilal tanggal 10 Maret 2024, maka laporan tersebut akan ditolak dalam sidang isbat,
baik di tingkat daerah dan pusat. Sebab, mampu merukyat hilal dengan ketinggian
yang sangat rendah berlawanan dengan ilmu hisab yang mu’tabar. Hampir
bisa dipastikan laporan rukyat tersebut tidak didasarkan ilmu hisab yang kredibel.
Dengan
mengacu data tersebut, penetapan awal bulan Ramadhan tahun ini akan berbeda di
kalangan umat Islam Indonesia. Sebagian
umat Islam akan menetapkan awal bulan Ramadhan jatuh pada hari Senin, 11 Maret
2024. Ini didasarkan argumentasi bahwa saat ijtimak terjadi, hilal sudah di
atas ufuq. Kalangan umat Islam ini tidak mempertimbangkan ketinggian hilal dan keberhasilan
rukyat. Dengan berpatokan hisab wujudul hilal, awal bulan didasarkan atas
ijtimak yang berlangsung sebelum ghurub dan hilal sudah di atas ufuq. Dalam
hisab wujudul hilal, hari Ahad, 10 Maret 2024 telah terjadi ijtimak dan hilal
sudah di atas ufuq. Atas dasar itu, malam Senin ditetapkan sebagai tanggal baru
sehingga 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024.
Sebagian
umat Islam lain akan berpuasa Ramadhan bertepatan dengan hari Selasa, 12 Maret 2024.
Argumentasinya saat ijtimak terjadi hilal di bawah satu derajat dan tidak
memenuhi batas imkanur rukyat 3 derajat ketinggian hilal. Dengan kondisi
semacam ini, kalangan umat Islam ini menggunakan istikmal (menggenapkan)
bulan Sya’ban menjadi 30 hari sehingga tanggal 1 Ramadhan 1445 H jatuh hari Selasa,
12 Maret 2024.
Lantas,
bagaimanakah dengan ijtimak di hari Ahad, 10 Maret 2024 di berbagai negara? Serupa
dengan di Indonesia, negara-negara di belahan dunia terbagi menjadi dua. Pertama,
beberapa negara yang masuk garis batas tanggal hijriyyah, seperti beberapa
negara di Kawasan Asia Tengah, Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, Turki,
Pakistan, Iran, Irak, Australia, negara-negara di benua Afrika, benua Eropa dan
benua Amerika.
Kedua, negara-negara yang belum masuk garis batas tanggal hijriyyah karena ketinggian hilal nol derajat, seperti Philipina, Jepang, dan Rusia bagian Timur. Penetapan awal Ramadhan 1445 di negera-negara tersebut apakah jatuh hari Senin, 11 Maret 2024 ataukah hari Selasa, 12 Maret 2024, didasarkan atas kebijakan otoritas masing-masing negara. Tapi, ada kemungkinan sebagian besar negara-negara yang dihuni kaum Muslim akan memulai awal bulan Ramadhan pada hari Senin, 11 Maret 2024 dan sebagian kecil wilayah dunia akan memasuki awal Ramadhan 1445 H ini pada hari Selasa, 12 Maret 2024.
Wakil Ketua Pengadilan Agama Ponorogo Jawa Timur